Kuning Telur Ternyata Bagus untuk Kesehatan Jantung

Ketika kita tak punya lauk untuk teman makan nasi, kadang-kadang membuat telur ceplok atau telur dadar saja membuat makan malam kita nikmatnya bukan main. Tetapi, banyak juga yang kemudian berusaha mengurangi konsumsi telur, karena khawatir akan kandungan kolesterol pada kuning telurnya.Dari situ kemudian muncul berbagai mitos, seperti makan telur hanya boleh tiga kali setiap minggu , atau proteinnya hanya terdapat pada putih telur sehingga kuning telur baiknya dibuang saja. Benarkah demikian?

Ternyata tidak. Toby Amidor, MS, RD, CDN, penulis buku The Greek Yogurt Kitchen, dan konsultan untuk situs FoodNetwork.com, berbagi rahasia mengapa kita tidak perlu takut lagi dengan kuning telur. Ini jawaban dari mitos-mitos tentang telur yang beredar:

Mitos: Kita disarankan mengonsumsi telur maksimal tiga kali seminggu
Fakta: Banyak orang khawatir makan telur, karena kuning telurnya tinggi kolesterol. Akibatnya, kita sering disarankan untuk mengonsumsi maksimal tiga butir telur saja dalam seminggu. Namun menurut Toby, acuan itu berlaku sejak tahun 1970-an, ketika American Heart Association (AHA) menyarankan agar konsumsi telur dibatasi hingga 300 mg atau kurang per hari.
Setelah itu, konsumsi telur dibatasi hingga maksimal tiga butir telur saja per minggu untuk mencegah kolesterol tinggi. Karena satu telur mengandung 211 mg kolesterol, rasanya masuk akal kalau kita membatasi konsumsinya.

Tetapi, AHA telah memperbarui rekomendasinya, dan menegaskan bahwa telur (termasuk kuningnya) merupakan bagian dari pola makan sehat dan bisa dikonsumsi setiap hari! Syaratnya, pada saat yang sama hindari makanan lain yang kandungan kolesterolnya lebih tinggi, seperti daging merah, unggas, dan produk olahan susu.

Mitos: Kandungan protein hanya terletak pada putih telur
Fakta : Meskipun putih telur mengandingan jumlah protein yang baik, tidak berarti kuning telur tidak bergizi sama sekali. Satu butir telur mengandung 3,6 gr protein (atau 60 persen) pada putih telurnya, dan 2,7 gr protein (40 persen) pada kuningnya. Jadi, jangan buru-buru menyingkirkan kuning telur setiap kali Anda makan. Semuanya tetap bermanfaat, kok.

Mitos: Lebih sehat jika kuning telur tidak dimakan
Fakta: Meskipun mengandung protein, kuning telur juga mengandung lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan jantung, serta asam lemak omega-3. Banyak orang yang keburu takut dengan kandungan lemak dan kolesterol pada kuning telur, dan memilih mengonsumsi sate kambing, sop buntut, atau bebek goreng. Padahal, makanan-makanan tersebut juga mengandung lemak dan kolesterol, bahkan mungkin lebih tinggi. Kuning telur hanya mengandung 1,6 gr lemak jenuh per satu butir telur (atau 8 persen dari asupan yang disarankan setiap hari). Jadi, tidak masalah jika mengonsumsi telur dalam pola makan Anda.

Selain protein dan lemak sehat, kuning telur juga mengandung riboflavin, vitamin D, dan vitamin B-12, kolin, dan selenium. Menurut penelitian, kolin berperan dalam perkembangan otak janin, sehingga kuning telur pun baik untuk ibu hamil. Selenium yang kaya antioksidan dibutuhkan dalam sistem kekebalan tubuh dan keseimbangan hormon.

Jangan lupakan juga antioksidan fitokemik seperti zeaxanthin dan lutein, yang merupakan bagian dari keluarga karotenoid. Itu artinya, kedua jenis antioksidan ini baik untuk kesehatan mata. Fitokemik juga dinilai mampu mengurangi penurunan penglihatan yang terjadi seiring bertambahnya usia. Selain itu, lutein juga membantu meningkatkan kesehatan kulit dan jantung.

ARTIKEL TERBARU:

Share :

Komentar Facebook: