Saat aku lulus di SD aku mendapat nilai yang sangat memuaskan. Seperti
janji ayahku kalau nilaiku baik aku akan dikirim di luar kota yang
pendidikannya lebih baik. Disana aku dititipkan dirumah pamanku, om
Hari. Dia orang yang sangat kaya raya. Rumahnya sangat megah tapi
terletak disebuah desa pinggir kota. Rumahnya terdapat dua lantai dan
dilengkapi juga kolam renang yang lumayan besar. Om Hari orangnya sangat
sibuk, dia mempunyai istri yang sangat cantik namanya Tante Reni,
wajahnya mirip dengan Amara. Dia mempunyai anak yang masih kecil. Tante
Reni rajin merawat tubuhnya, walapun dia sudah mempunyai satu anak
tubuhnya tetap padat berisi ditunjang dengan payudara yang sangat montok
kira kira 34B. Hal itu yang membuatku tertarik akan keindahan serta
anugrah dari seorang wanita.
Sore hari, aku duduk ditepi kolam. Om Hari datang menghampiriku dia
bilang mau pergi keluar kota. Dia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku.
Kami pun mengantarkan sampai pagar rumah. Setelah itu aku kembali duduk
menikmati suasana kolam renang. Tiba tiba dari belakang muncul sosok
yang sangat menawan. Tante dengan baluatan piyama menghampiriku.
"Ren kamu suka nggak ama rumah ini"
"Suka banget Tante, kayaknya aku kerasan banget dengan rumah ini tiap sore bisa renang"
"Kamu suka renang, yuk kita renang bareng, pas waktu ini udara sangat panas"
Wahh kebetulan aku bisa renang ama Tante yang bahenol. Waktu bertemu
pertama kali aku cuma bisa membayangkan bentuk tubuhnya waktu renang
dengan balutan swimsuit. Tapi ketika dia berdiri. Dia membuka piyamanya.
Kontan aku tersedak ketika dia hanya memakai Bikini yang sangat sexy
dengan warna yang coklat muda. Model bawahannya G-string.
"Huhuukk.. Aduh Tante aku kira Tante mau telanjang"
"Enak aja kamu, Om bilang kamu suka bercanda"
"Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini"
"Ihh ini sudah biasa Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante"
"Benar Tante.. Tapi sayang aku lupa bawa celana renang"
"Ah.. Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi'
Imah suruh beli buat kamu, yuk nyebur.." segera Tante menyeburkan
dirinya. Dengan malu malu aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku
malu ama Tante. Lalu dia naik dari kolam. Dia memdekatiku
"Ayo cepet.. Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak perempuan kamu."
Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum
nggak ada bikini pake busa. Aku melirik bagian payudaranya. Dia hanya
tersenyum.
Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk
aku melorotkan celana dalamku. Yang aku takutkan kepala adikku
kelihatan kalau lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah
melepas celanaku langsung aku berenang bersama Tante.
Setelah puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yang besar. Aku
masuk disana ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau
ada orang masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan
penutup kain. Aku tanggalkan semua yang tertinggal ditubuhku dan aku
membilas dengan air dingin. Ketika hendak menyabuni tubuhku. Terdengar
suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yang masuk. Kontan
aku kaget aku berusaha agar tidak ketahuan. Ketika dia membuka sedikit
tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke belakang.
"Ehh.. Maaf ya Ren aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara sih"
Langsung segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah
menanggalkan bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan
telapak tangannya. Aku tahu waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi
kepalaku lagi menoleh kepadanya.
"Maaf.. Juga Tante.. Ini salahku" jawabku yang seolah tidak sadar apa
yang aku lakukan. Yang lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup
menutupi semua bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat
serta sangat kontras dengan besarnya payudara Tante.
"Tante tutup dong tirainya, akukan malu"
Segera ditutup tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan seolah olah
aku sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar
belum masuk tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang
membersihkan muka, tampak payudaranya bergoyang goyang menggairahkan
sekali. Dengan sengaja aku sedikit membuka tirai supaya aku dapat
melihatnya. Aku bermain dengan adikku yang langsung keras. Kukocok
dengan sabun cair milik Tante. Ketika aku intip yang kedua kali dia
mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh Tante mengkilap
setelah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia
mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang
agar diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis
membuka sedikit mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil menikmati
pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya.. Crot
crot..
Air maniku tumpah semua ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kagetkan
nggak ada handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah
beberapa saat aku tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah
berada di depan shower yang satunya. Aku tercengang waktu dia melorotkan
CDnya dengan perlahan lahan dan melemparkan CDnya kekeranjang dan masuk
ke shower. Setelah beberapa kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak
keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku.
"Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam"
Kemudian aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada
dihadapanku tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku
tutup kembali.
"Rendi malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah?"
"Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar"
"Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan handukmu."
Tante sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku
mulai kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali.
Lalu pintu terbuka pembantu Tante yang usianya seperti kakakku datang
bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma
tersenyum manis. Aku tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet
aku menutup auratku Tanteku masuk masih tetap telanjang hanya aja dia
sudah pake CD model g-string.
"Ada apa Tante. Kok masih telanjang" jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat malu ketika adikku berdiri lagi.
"Sudah nggak malu ya.., anu Ren aku mau minta tolong"
"Tolong apa Tante koq serius banget.. Tapi maaf ya Tante adik Rendi berdiri"
Dia malah tertawa."Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang" jawab Tante.
"Begini aku minta Rendi meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang"
Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk dicinta ulam tiba.
"Mau nggak..?
"Mau Tante."
Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan
lulur. Aku ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas.
Nongol deh senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku
"Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan."
Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai.
"Tubuh Tante bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap payudara Tante besar lagi kenceng"
Aku berbicara waktu aku tahu payudaranya tergencet waktu dia tengkurap.
Dan dia hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan
pantatnya.
"Ren berhenti sebentar"
Akupun berhenti lalu dia mencopot CDnya. Otomatis adikku tambah gagah.
Aku tetap tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia
membalikkan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan
itu.
"Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar nih."
Lalu dia menyuruh aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku
supaya agak meremas remasnya. Aku pun ketagian acara itu disana aku
melihat puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku
senggol putingnya atau aku sentil. Dia memekik dan mendesah seperti ulat
kepanasan.
"Ren terus remas.. Uhuhh remes yang kuat"
"Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana" aku
bertanya dan dia hanya tersenyum ketika tanganku beralih di daerah
vagina.
Ketika aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar
ketika tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur daerah itu
sudah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap
daerah itu, kadang aku tekan bagian keduanya.
"Ren pijatanmu enak banget.. Terus.."
Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serr
serr, aku mencari sumber bunyi yang pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu
berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.
"Makasih ya atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya"
"Tentu Tante, kalau ada apa apa bisa andalkan Rendi"
Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi
bagian tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan
jalan dirumah tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar
tidur yang dipersiapkan, tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan
handuk sedang menata pakaianku ke dalam almari.
"Den Rendi tadi kaget ya ngeliat ibu telanjang" sebelum aku jawab.
Dia memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan
tubuhnya ke semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak
berani kalau ada suaminya. Pembantu itu juga memberitahukan kejadian
yang aneh dia sering renang telanjang dan yang paling aneh kadang kadang
ketika dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan rumah tepatnya
halaman depan, padahal sering orang lewat depan rumah.
"Sudah ganti sana CD ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Rendi masih amatir" dia menggodaku.
Setelah melewati beberapa hari akupun sering mandi sama Tante bahkan
hampir tiap hari. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua
pengalaman saya hidup dirumah Tante Reni yang aduhai. Tapi aku kecewa
waktu aku meninggalkan rumah itu. Aku disana belum genap satu tahun.
Karena harus balik lagi ke rumah karena ayah ibuku bekerja diluar kota
dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana.
TAMAT
ARTIKEL TERBARU: