Pengangkatan ini, dikatakan Sandizell, harus segera dilakukan untuk mencegah kehilangan. Berbagai faktor bisa memicunya, mulai dari jaring nelayan, eksplorasi minyak, pipa bawah laut, hingga tangan usil para penjarah. "Kami ingin menarik perhatian atas cepatnya harta karun ini menghilang. Dalam waktu sepuluh tahun, ini semua akan terlambat," ujar Sandizell seperti dilansir Bloomberg, Selasa (29/5).
Biaya pengangkatan harta karun yang disebut cagar budaya oleh Pemerintah Indonesia ini memakan biaya yang tidak sedikit, sekitar Rp60,5 miliar. Ini belum ditambah biaya platform buatan di atas laut untuk penempatan sementara hasil yang baru diangkut.
Namun, menurut Sekretariat Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), pengangkatan ini belum mendapat izin. Karena BMKT masih menunggu Peraturan Pemerintah turunan dari UU No 11 2010 tentang cagar budaya,
"Izin saat ini tidak keluarkan lagi, semuanya masih moratorium," kata Adria Yuki, salah satu anggota di Seksi BMKT saat berbincang dengan National Geographic Indonesia, Rabu (30/5).
Pihak BMKT juga sudah mengenal Sandizell karena sempat melakukan presentasi untuk penelitian dan konservasi harta karun yang ditemukan di Indonesia pada April 2012. Jika memang ada sebagian dari harta ini yang dijual, maka hasilnya akan dibagi dua antara Pemerintah Indonesia dengan perusahaan yang mengambilnya. Hanya saja belum ada pembagian persentase barang yang belum dijual.
"Hasil pengangkatan ini tidak boleh dibawa ke luar negeri, hanya boleh dijual di Indonesia. Sebagian dana ini nantinya juga akan untuk penyelamatan cagar budaya Indonesia," kata Yuki lagi.
Namun, belum adanya rambu-rambu perizinan bukan artinya cagar budaya Indonesia berupa harta karun ini aman dari penjarahan. Di tahun 1986, Michael Hatcher asal Australia dituding mengambil bernilai triliunan rupiah dari laut Indonesia. Hal ini berlanjut hingga tahun 1999 dan 2010 di mana ia dilaporkan mengambil harta karun di Subang, Jawa Barat.
Besarnya cakupan laut Indonesia, ditambah minimnya pengawasan jadi salah satu faktor kemudahan pencurian ini. Menurut data dari BMKT dan LIPI, saat ini ada 463 titik peninggalan harta karun di Tanah Air tapi baru dilakukan sepuluh pengangkatan. Data UNESCO menyebut, ada tiga juta kapal yang bangkainya teronggok di dasar lautan. 50.000 di antaranya mengandung harta bernilai yang berusia ribuan tahun.
sumber: nationalgeografic.co.id
ARTIKEL TERBARU:
Sejarah
- Cerita Rakyat : Telaga Pemandian Bidadari
- Kisah Pemuda Jaka Tarub dan 7 Bidadari
- Sejarah "Jaka Tingkir" ( Mas KAREBET )
- Cerita Dongeng : "Tikus dan Gajah"
- 10 Stasiun Tertua Di Indonesia
- 7 Pelaut Wanita Paling Terkenal Di Dunia
- Misteri Dibalik Tongkat Sakti Milik Bung Karno
- Mengintip Keakraban Bung Karno bersama Sahabatnya yang sekaligus Kroni Politiknya
- ASAL-USUL Kata "Ganyang Malasyia" oleh Sang Proklamator Ir.Soekarno
- 25 Fakta Tentang Prestasi Indonesia di Mata Dunia International
- Inilah 5 Dokter Pembunuh Paling Kejam Di Dunia
- Sejarah Tentang Ramalan Joyoboyo Mengenai Tenggelamnya Pulau Jawa
- Cerita Rakyat Nusantara-Leganda Kisah Cindelaras
- Cerita Rakyat Jawa-Asal-usul sejarah Munculnya Gunung Merapi
- Cerita Rakyat Jawa Tengah: Cerita Munculnya Timun Mas
- Cerita Rakyat NTB-Legenda Asal Mula Batu Golok
- Cerita Rakyat Sejarah Bali: Asal-usul Terciptanya Selat Bali
- Kisah Sejarah Legenda Batu Menangis Di Kalimantan
- Sejarah Asal-usul Penemuan Emas
- Cerita Sejarah Berdirinya Masjid Agung Demak
- 7 Kisah Tombak Sakti Ratu Pantai Selatan (Nyi Roro Kidul)
- 5 Buah yang diduga buah terlarang yang pernah dimakan Adam & Hawa
- Lokasi Keraton Demak dan Pulau Muria
- Asal Muasal Hari Valentine's