Menurut Ruhut, di dalam struktur partai berlambang banteng itu, Jokowi bukanlah siapa-siapa. Selain tak tercatat sebagai pengurus dewan pimpinan pusat, kehadiran Jokowi dalam politik nasional terbilang baru. Dia meragukan kepemimpinan Jokowi bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat.
Ruhut mengatakan saat ini banyak pekerjaan di Jakarta yang belum diselesaikan oleh Jokowi.
"Dia gagal mengatasi macet, banjir, dan mengelola busway." Kemenangan Jokowi di pemilihan gubernur Jakarta September 2012, kata Ruhut, bukanlah jaminan Jokowi bakal melenggang mulus menjadi RI 1.
Ruhut menuding, Jokowi menang hanya karena janji kosong. "Dulu dia janji lima tahun, ini baru dua tahun sudah mau tinggalkan. Sekarang kacau semua." Ruhut juga pesimistis, majunya Jokowi sebagai calon presiden akan mendongkrak elektabilitas PDI Perjuangan. Buktinya, menurut Ruhut saat ini banyak warga Jakarta kecewa dan menyesal memilih Jokowi.
Dia juga mengingatkan PDI Perjuangan agar tak sesumbar bisa menggolkan Jokowi sebagai capres. "Meski menang pemilu legislatif belum tentu menang pilpres." Dia mencontohkan pada Pemilu 2004 pemenang pemilu Partai Golkar, namun yang menang pilpres justru Demokrat yang mengusung Susilo Bambang Yudhyono.
Deklarasi pencalonan Jokowi sebagai capres disampaikan langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di kantor PDI Perjuangan, Jumat 14 Maret 2014. Saat itu Jokowi tengah berada di rumah Pitung, Jakarta Utara. Sedangkan Demokrat belum menentukan calon presiden. Proses pemilihan capres Demokrat baru sampai tahap sosialisasi visi dan misi 11 peserta konvensi.
Sumber:
ARTIKEL TERBARU: